Rio de Janeiro, Berita-Fakta – Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyampaikan sambutan khusus kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan pada pembukaan sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7).
Ini merupakan kehadiran pertama Prabowo sebagai kepala negara sejak Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS per 1 Januari 2025.
Dalam pidatonya, Lula secara spesial menyambut Prabowo, menyoroti peran Indonesia dalam forum global tersebut.
“Saya ingin menyambut Presiden Prabowo Subianto, yang untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam KTT BRICS sebagai Presiden Indonesia,” ujar Lula di hadapan para pemimpin negara anggota.
Lula juga menegaskan bahwa BRICS mencerminkan semangat Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung, yang menolak dominasi kekuatan besar dunia.
“BRICS adalah manifestasi gerakan non-blok Bandung. Kami menghidupkan kembali semangat Bandung,” tegasnya.
Ia menambahkan, pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pasca-kekalahan fasisme menjadi simbol harapan kolektif, dengan banyak anggota BRICS sebagai pendiri PBB.
Fokus KTT BRICS 2025
KTT BRICS ke-17 menjadi wadah diskusi isu global, termasuk konflik berkepanjangan, reformasi tata kelola dunia, dan penguatan multilateralisme.
Selain itu, para pemimpin membahas kerja sama ekonomi, keuangan, tata kelola kecerdasan buatan (AI), aksi iklim, lingkungan, dan kesehatan global.
Hadir pula pemimpin negara anggota baru lainnya, seperti Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Putra Mahkota Abu Dhabi Khalid bin Mohammed bin Zayed, dan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi.
Mereka melengkapi kehadiran negara pendiri BRICS, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Peran Indonesia di BRICS
Keanggotaan penuh Indonesia di BRICS menandai langkah strategis dalam memperkuat posisi di panggung global.
KTT ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk berkontribusi pada isu-isu krusial, sekaligus memperluas kerja sama ekonomi dan politik dengan negara-negara anggota.











