Pangkalpinang, BERITA-FAKTA – Isu penambangan di Bangka Belitung kembali mencuri perhatian publik maupun masyarakat.
Di balik kekayaan pasir timah yang melimpah, tersimpan harta karun seperti zirkon dan logam langka lainnya.
Namun, ironisnya, potensi ini seolah “terkubur” akibat pengelolaan yang kurang transparan.
Empat perusahaan, yakni PT BBSJ, PT PPM, PT BCP, dan PT CAL, disebut-sebut mengelola sisa pasir timah, tetapi hanya satu yang memenuhi kewajiban royalti.
Berdasarkan data terbaru, PT PPM menjadi satu-satunya perusahaan yang menyetor royalti sebesar Rp 2 miliar ke pemerintah daerah.
Angka ini diyakini jauh dari keuntungan besar yang seharusnya diraup dari sumber daya alam ini.
Sementara itu, PT BBSJ, PT BCP, dan PT CAL justru tak menunjukkan jejak aktivitas produksi atau pembayaran royalti, seolah menghilang dari pantauan publik
Misteri Produksi dan Penjualan Zirkon
Aktivitas produksi dan penjualan zirkon oleh ketiga perusahaan tersebut masih menjadi teka-teki.
Ribuan ton zirkon dilaporkan telah diekspor ke luar pulau, namun dampaknya bagi pembangunan Bangka Belitung nyaris tak terasa.
Hal ini menambah runcing masalah pengelolaan sumber daya alam di wilayah ini.
Pada Kamis (19/6/2025), Komisi 3 DPRD Babel menemukan ratusan ton tailing mengandung zirkon, monazit, dan logam tanah jarang di salah satu perusahaan.

Yogi Maulana, anggota dewan, mengungkap bahwa PT BBSJ mendapatkan bahan baku dari mitra PT Timah dan pelaku usaha meja goyang.
“Ini menunjukkan perputaran kekayaan alam terjadi, tetapi alirannya tak jelas.” ungkapnya.
Harta Karun vs Tanggung Jawab
Kekayaan zirkon dan mineral ikutan lainnya seharusnya menjadi motor penggerak pembangunan daerah.
Namun, ketidakpatuhan perusahaan dalam membayar royalti justru membuat masyarakat Bangka Belitung “gigit jari”.
Apakah ini cerminan pengelolaan sumber daya alam yang abai pada kewajiban dan hak daerah?
Petani dan masyarakat setempat berharap ada langkah tegas untuk mengawasi perusahaan tambang.
Transparansi dan penegakan aturan menjadi kunci mengubah harta karun ini menjadi berkah nyata bagi Bangka Belitung.












