Sejarah Terukir di Desa Penagan: Prasasti dan Benteng Sriwijaya Saksi Bisu Peradaban Bangka

oleh -448 Dilihat
oleh
banner 468x60

Bangka, Berita-Fakta – Desa Penagan, yang terletak di Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menjadi saksi bisu peradaban kuno.

Hal itu berkat keberadaan Prasasti Kota Kapur dan benteng Sriwijaya, dua bukti fisik berharga yang mengungkap jejak sejarah penting di Pulau Bangka.

banner 336x280

Perhatian terhadap situs bersejarah ini tergerus zaman seiring kemajuan teknologi dan anak muda yang lupa akan sejarah.

Prasasti Kota Kapur: Dokumen Tertua Berbahasa Melayu Kuno

Prasasti Kota Kapur ditemukan pada Desember 1892 oleh J.K. van der Meulen, seorang pegawai administrasi kolonial Belanda, di kawasan hutan dekat Desa Penagan.

Artefak ini terbuat dari batu andesit dengan tinggi 1,77 meter, lebar 0,75 meter, dan tebal 0,15 meter, memuat 10 baris tulisan menggunakan aksara Pallawa—salah satu sistem tulisan tertua di Asia Tenggara.

Berdasarkan analisis epigrafis, prasasti ini berasal dari tanggal 28 Februari 686 Masehi dan dikeluarkan oleh Dapunta Hyang, seorang tokoh penting yang diyakini sebagai pendiri atau penguasa awal Kerajaan Sriwijaya.

Isi prasasti mencakup kutukan bagi mereka yang membangkang terhadap otoritas Sriwijaya, sekaligus mencatat ekspedisi militer besar-besaran ke wilayah Jawa untuk memperluas kekuasaan.

 

Penemuan ini menegaskan bahwa Kota Kapur, yang diperkirakan berada di sekitar Desa Penagan, merupakan salah satu pusat administrasi atau pelabuhan penting Sriwijaya pada masa kejayaannya.

Saat ini, prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta, namun replikanya masih dapat dilihat di situs asli untuk edukasi publik.

Benteng Sriwijaya: Struktur Pertahanan Kuno

Di sekitar Desa Penagan, terdapat sisa-sisa benteng tanah yang membentang lebih dari satu setengah kilometer dengan lebar bervariasi antara 5 hingga 10 meter.

Benteng ini, yang stratigrafinya mencapai tebal lebih dari sepuluh meter, diyakini sebagai bagian dari sistem pertahanan.

Sistem pertahanan Kerajaan Kota Kapur sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Sriwijaya pada abad ke-7.

Benteng ini terbuat dari tanah liat dan bebatuan alami, dengan beberapa bagian masih utuh meskipun sebagian telah tertimbun oleh vegetasi dan sedimentasi Sungai Mendo yang mengalir di dekatnya.

Penelitian arkeologi tambahan mengungkapkan adanya reruntuhan candi Hindu bercorak Waisnawa.

Hal itu lengkap dengan arca Dewa Wisnu berukuran kecil dari abad ke-5 hingga ke-7, yang ditemukan pada tahun 1980-an.

Temuan ini menunjukkan bahwa wilayah ini telah menjadi pusat pemukiman sejak sebelum kedatangan Sriwijaya.

Bahkan kemungkinan besar sebagai pelabuhan perdagangan Internasional yang strategis di sisi Selat Bangka.

 

Lokasinya yang berdekatan dengan muara sungai juga mendukung hipotesis bahwa Desa Penagan pernah menjadi jalur masuk utama ekspedisi militer dan perdagangan pada masa itu.

Pelestarian dan Potensi Pariwisata

Sebagian besar situs ini kini tertimbun tanah secara sengaja oleh pemerintah setempat untuk melindungi dari penjarahan dan kerusakan akibat aktivitas pertambangan ilegal yang marak di Bangka.

Namun, upaya pelestarian terus dilakukan, termasuk rencana penggalian terbatas dan pembuatan taman sejarah oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bangka.

Masyarakat Desa Penagan, yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan petani lada, menyambut positif rencana ini, dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian lokal melalui pariwisata budaya.

Situs ini juga menjadi fokus penelitian akademik, dengan tim arkeolog dari Universitas Sriwijaya dan Balai Arkeologi Palembang yang secara berkala melakukan kajian untuk memetakan lebih lanjut struktur benteng dan artefak tambahan.

Potensi Desa Penagan sebagai destinasi edukasi sejarah semakin terbuka, mengingat kedekatannya dengan pusat kota dan aksesibilitas yang cukup baik.

Sejarah Desa Penagan, Prasasti Kota Kapur, benteng Sriwijaya Bangka, bukti fisik Sriwijaya, pariwisata sejarah Bangka, arkeologi Kepulauan Bangka Belitung

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.