BANGKA BELITUNG, BERITA-FAKTA COM – Sorot mata tajam dan nada bicara penuh kemarahan terpancar dari anggota DPRD Bangka Belitung, Agam Dliya Ulhaq, Fraksi PKB. Baginya, lintah darat yang berkedok sebagai “rentenir kampung” telah menjadi benalu yang menggerogoti stabilitas ekonomi masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga di Bangka Belitung.
Praktik pinjaman dengan bunga mencekik leher ini, menurutnya, bak jurang maut yang menyeret para korban ke dalam lingkaran utang tak berkesudahan.
Kisah pilu salah seorang warga menjadi cermin betapa parahnya situasi ini. Seorang ibu yang baru saja melahirkan, butuh dana segar Rp1 juta, namun harus rela memikul beban pengembalian Rp1,3 juta setiap minggu. Bukan hanya itu, bunga setinggi langit sebesar Rp300 ribu terus menjerat jika pokok pinjaman tak kunjung dilunasi.
“Bunga itu seperti parasit yang tidak akan pernah lepas selama uang pokok tidak dibayar,” ujar Agam dengan geram.
Kasus ini, kata Agam, hanyalah puncak gunung es dari fenomena yang lebih besar. Ia mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk mengambil langkah tegas.
“Apakah ini cerminan dari sulitnya akses permodalan dari lembaga resmi seperti bank? Atau memang perlu ada langkah preventif yang proaktif agar masyarakat tidak terjerat?” tanyanya.
Ia berharap, di tengah kondisi ekonomi yang lesu, pemerintah dapat menjadi tangan penolong yang menghindarkan rakyat dari cengkeraman rentenir. (MJ001)