Badai Fitnah Menerpa Dewi Ariska: Tabir Kecerobohan Teknik dan Trauma Pilu di Balik Layar TikTok

oleh -206 Dilihat
oleh
banner 468x60

BANGKA, BERITA-FAKTA.COM – Langit maya yang riuh mendadak kelabu bagi Dewi Ariska, perempuan asal Puding Besar, ketika namanya terpasung dalam berita yang diterbitkan BERITA-FAKTA.COM pada 3 Juli 2025. Dengan dada lapang namun hati perih, Dewi Ariska melayangkan hak jawabnya, menyingkap tabir kebenaran di balik insiden yang merenggut kehormatan dan menebar trauma mendalam.

 

banner 336x280

Bukanlah kehendak atau niat busuk yang melatari “adegan vulgar” yang mengguncang jagat maya Babel, melainkan sebuah kecerobohan teknis, sebuah episode tak terduga yang menjadi badai di gelas air. Pada Senin malam, 30 Juni 2025, jarum jam menunjuk pukul 23.30 WIB ketika Dewi, usai lelah berlayar di samudra pekerjaan, mengikuti siaran langsung TikTok di akun Papi Hervey, dengan Dwi Citra Weni sebagai nakhoda siaran. Ia bersua dengan tujuh akun lain, dalam sebuah interaksi tanpa paksaan, tanpa niat terselubung.

 

Ketika panggilan kesegaran mandi berbisik, Dewi segera menuju bilik. Sebuah tindakan refleks, sebuah sentuhan jari mematikan fitur kamera pada layar ponselnya, meletakkan gawai di tumpukan kain penat. Namun, takdir berkata lain. Di balik punggungnya, lensa kamera masih membuka mata, merekam tanpa izin, menangkap momen intim yang seharusnya hanya miliknya.

 

“Saya baru mengetahui ketika teman berada di live tiktok menelpon dan memberitahukan kalau aktivitas mandi saya tersorot kamera,” tutur Dewi dengan nada getir, seolah pahitnya kejadian itu masih melekat di lidah.

 

Seketika, panah sanksi TikTok menghunjam akunnya, sebuah luka yang tak berdarah namun membekas. “Saya bersumpah tidak ada unsur kesengajaan untuk melakukan adegan tidak senonoh di muka publik,” tegasnya, suaranya bergetar menahan malu dan amarah.

 

Kisah pilu ini bagai pukulan telak. Malu, trauma, dan peringatan keras dari sang suami kini menjadi bayangan yang menguntit langkah Dewi. Sebagai wanita yang berdiri kokoh dalam raga dan jiwa, ia telah menumpahkan penyesalan dan permohonan maaf kepada netizen atas apa yang ia sebut “kecerobohan” itu.

 

Namun, yang paling menggores hati Dewi adalah tindakan Media Online BERITA-FAKTA yang bagaikan kilat menyambar tanpa badai, menerbitkan berita tanpa sehelai benang klarifikasi. Potongan rekaman live yang menjadi bukti pemberitaan itu, bagai duri dalam daging, tersebar tanpa konfirmasi, menggiring opini sesat ke lorong-lorong kegelapan.

 

“Untuk itu saya melayangkan hak jawab ini untuk diterbitkan sesuai hak saya sebagai objek pemberitaan,” ucap Dewi, suaranya kini memancarkan tekad. Tak berhenti di sini, sang korban akan melangkah lebih jauh, melaporkan permasalahan ini ke pihak berwajib. Ini bukan sekadar pertarungan nama, melainkan sebuah perjuangan untuk mendapatkan payung perlindungan hukum, sebagai warga negara yang berhak atas keadilan. (MJ001)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.