Keajaiban Sentuhan Tangan Manusia: Pantai Batu Tunggal, Permata Tersembunyi di Sungailiat

oleh -75 Dilihat
oleh
banner 468x60

BANGKA, BERITA-FAKTA.COM – Seperti dongeng yang menjadi nyata, Pantai Batu Tunggal di Lingkungan Rambak, Kelurahan Jelitik, Sungailiat, kini lahir kembali dari kuburan bekas tambang yang sunyi. Dulu, kawasan ini tak lebih dari hamparan luka yang terbengkalai, namun kini, berkat sentuhan tangan-tangan ajaib Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lingkungan Rambak, surga tersembunyi itu telah bangkit dari tidur panjangnya.

 

banner 336x280

Kehadiran Pokdarwis ini bagai angin segar bagi warga sekitar. Selain menyulap kawasan tandus menjadi destinasi wisata yang memikat hati, mereka juga menjadi pahlawan bagi para pemuda setempat dengan membuka lapangan pekerjaan.

 

 

Namun, di balik keindahan yang menyala, tersimpan api perdebatan yang membara. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka, Rismy Wira Madonna, angkat bicara menanggapi polemik yang beredar.

 

Ia menegaskan, “Sedikit pun saya tidak ada masalah dengan Pak Sulaiman (pengelola), justru dari awal saya bersama dinas banyak membantu mulai dari pembentukan Pokdarwis itu yang sebelumnya berbentuk LSM.”ujarnya

 

Lebih lanjut, Rismy juga menyoroti pentingnya prosedur resmi jika ada investor yang terlibat. Ia menjelaskan, kerja sama dengan investor harus melalui mekanisme yang diatur dalam Permendagri No. 19/2016, yang mensyaratkan adanya tim appraisal untuk menghitung besaran sewa.

 

“Tapi kalau berbicara kelompok masyarakat murni dari masyarakat, tidak perlu investor yang ujungnya kelompok cenderung profit oriented mencari keuntungan,” tegasnya.

 

Menanggapi berbagai kritik yang menghujani dinasnya di media sosial, Rismy meminta pengertian dari semua pihak. Ia menjelaskan, tujuan dinasnya adalah meredam masalah, bukan mempertajam konflik dengan masyarakat.

 

“Tolong komunikasi dengan Bhabinkamtibmas dan lurah juga dibangun, bukan hanya Babinsa,” harapnya, menyiratkan pentingnya komunikasi yang harmonis.

 

 

Di sisi lain, Kepala Bidang Destinasi Wisata, Agung Ferianda, memberikan suara yang berbeda. Ia mengungkapkan bahwa aset di sekitar pantai sudah diserahkan sebagai penyertaan modal Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sejak 2020. Agung juga membeberkan fakta-fakta mengejutkan lainnya, seperti banyaknya lahan di sekitar pantai yang dikelola pribadi menjadi kebun sawit dan tambak udang.

 

Ia bahkan secara jantan mengakui bahwa Surat Keputusan (SK) pembentukan Pokdarwis yang diterbitkan dinasnya “ala kadarnya” dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

 

Agung juga menyoroti lubang-lubang dalam pengelolaan destinasi wisata lain di Sungailiat, yang menurutnya tidak pernah melapor atau membayar retribusi.

Mengenai permintaan pembongkaran bangunan di pantai, Agung mengklarifikasi bahwa hal itu muncul karena adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

 

Di tengah riuhnya perdebatan, Ali Ulama, Kepala Lingkungan Rambak, mengungkapkan rasa syukur mendalam atas kehadiran Pokdarwis.

 

Ia menyebut, kelompok ini tidak hanya menghidupkan potensi alam, tapi juga menghidupkan semangat berbagi.

 

“Alhamdulillah, kami bersyukur bisa menciptakan lapangan kerja bagi pemuda-pemudi di lingkungan. Terutama, bisa berbagi sebagai bantuan,” ujar Ali Ulama.

 

Ia menambahkan, Pokdarwis rutin memberikan bantuan sosial, seperti beras, kepada warga setempat setiap dua bulan sekali.

 

“Kami berterima kasih kepada pengelola Pokdarwis, ini sudah tiga kali kami menerima bantuan. Kami berterima kasih kepada Pak Suleman Jaya yang telah berbagi rezeki kepada lingkungan kami selama ini,” tutupnya, memberikan sentuhan humanis di tengah badai polemik yang menerpa. (MJ001)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.